Bedanyahanya terdapat mode sterilisasi berbeda dengan menggunakan ozon di bagian kedua. Pemancar panas yang ada pada dry heat sterilizer dihasilkan dari sinar infra merah dengan suhu tinggi dengan rancangan khusus sehingga dapat menyebar ke seluruh ruangan dan juga mengenai setiap sisi dari benda atau alat media yang diseterilkan.

Salah satu alat Sterilisasi yang cukup banyak digunakan di berbagai bidang adalah Autoclave atau Autoklaf. Autoclave adalah alat sterilisasi yang digunakan dalam metode sterilisasi secara panas basah atau panas uap. Kalau kita lihat bentuknya hampir mirip dengan dandang tertutup dengan ukuran yang besar. Di dalamnya terdapat elemen pemanas, di bagian tutupnya terdapat Pressure Gaug dan katup pelepas tekanan. Sebelum anda memutuskan untuk membeli alat ini, ada baiknya simak penjelasan tentang bagian – bagian autoclave dan fungsinya berikut ini. Mengenal Bagian – Bagian Autoclave Dan Fungsinya Masing – Masing Di pasaran terdapat banyak macam model, tipe dan merk autoclave. Terkadang tipe satu dan yang lainnya memiliki fitur berbeda. Namun demikian, komponen atau bagian – bagian dalam sebuah autoclave standar sebagai berikut 1. Tombol ON / OFF Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan Autoclave. Tombol ini ada pada seluruh jenis Autoclave, baik autoclave manual bukan autoclave bakar atau autoclave yang sudah menggunakan sistem digital pemrograman. 2. Tombol Pengatur Waktu Pada beberapa jenis Autoclave terdapat tombol pengatur waktu. Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan pengatur waktu. Jadi, ketika tombol ini diaktifkan, pengatur waktu dapat berfungsi secara otomatis . Tombol ini terdapat pada jenis autoclave semi otomatis. 3. Pengatur Waktu timer Bagian ini berfungsi untuk mengatur berapa lama yang akan digunakan untuk sterilisasi. Prosedur sterilisasi menggunakan autoclave umumnya berkisar antara 15 hingga 30 menit dalam satu periode waktu sterilisasi. 4. Pengatur Suhu kontrol suhu Pengatur suhu pada jenis autoclave digital digunakan untuk menentukan besarnya suhu sterilisasi. Sekaligus memberikan perintah pada Autoclave untuk memulai sterilisasi ketika suhu yang diinput sudah tercapai. Pada Autoclave semi otomatis pengatur suhu digunakan untuk mempertahankan suhu tetap stabil 5. Penutup Autoclave Bagian ini memiliki pont yang sangat penting. Tutup ini berperan untuk menutup autoclave dari bagian atas sedemikian sehingga uap panas dan tekanan tidak keluar bocor. 6. Penunjuk Tekanan Pressure Gauge Bagian autoclave yang satu ini terdapat di bagian tutup Autoclave. Pressure Gauge berfungsi sebagai penunjuk tekanan dalam autoclave saat proses sterilisasi berlangsung. 7. Katup Pelepas Uap Selain terdapat pressure gauge di bagian tutup autoclave juga terdapat komponen berupa katup yang berjumlah dua. Katup ini berfungsi untuk melepaskan tekanan uap ketika proses sterilisasi berlangsung. Katup ini juga dapat berfungsi sebagai pengatur tekanan ketika terjadi Over Pressure. 8. Sekrup Pengaman Di bagian atas body Autoclave terdapat Sekrup yang didesain secara khusus untuk mengklem dan mengunci tutup autoclave agar kencang, rapat dan tidak bocor. Jumlah sekrup ini cukup banyak. Melingkar di seluruh lingkaran dandang atau bejana tekan. 9. Termometer Penunjuk Suhu Komponen ini berfungsi untuk mengukur suhu sterilisasi. Pada autoclave digital pengatur suhu, penunjuk suhu terhubung dengan timer dan juga sistem terpadu yang menjadikan autoclave bekerja secara otomatis. 10. Elemen Pemanas Di bagian bawah Bejana Tekan terdapat elemen pemanas super yang berfungsi memanaskan air hingga mendidih sehingga terjadilah uap panas yang mengalir ke seluruh permukaan alat yang disterilkan. 11. Power Cord Di bagian luar terdapat Slot untuk mengubungkan kabel power dari autoclave ke stop kontak listrik. 12. Kran Pembuangan Di sebagian autoclave dilengkapi dengan kran pembuangan yang terdapat di bagian bawah luar body atau bejana. Komponen ini berfungsi untuk mengeluarkan sisa air ketika proses sterilisasi telah selesai. Baca juga Cara sterilisasi menggunakan Autoclave Nah itulah ulasan tentang bagian – bagian autoclave dan fungsinya yang umumnya terdapat pada sbuah Autoclave, alat sterilisasi uap atau steam disinfector. Bila anda membutuhkan informasi produk Autoclave terbaru baik untuk kebutuhan medis, klinik, industri langsung saja hubungi kontak kami untuk tanyakan langsung informasi lebih lengakapnya.

Masingmasing bagian pada antena parabola mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda namun saling berkaitan. Jika salah satu komponen parabola ini tidak berfungsi dengan baik, maka dapat menyebabkan kerja parabola dalam menangkap sinyal satelit tidak maksimal. Mengetahui dan memahami fungsi dari tiap bagian parabola akan berguna pada saat

Irena Agustiningtyas Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat Menjelaskan definisi sterilisasi Menjelaskan jenis-jenis sterilisasi dan fungsinya Menjelaskan perbedaan sterilisasi dan desinfeksi Melakukan sterilisasi dan desinfeksi dengan benar Pendahuluan Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan mempengaruhi hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai sterilisasi, desinfeksi, dan teknik aseptik. Sterilisasi dan Desinfeksi Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Desinfeksi merupakan proses untuk merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi dalam bentuk spora Tille, 2017. Jenis Sterilisasi dan Fungsinya Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia Tille, 2017. a. Sterilisasi dengan metode fisika dapat dilakukan dengan cara 1. Pemanasan A. Pemanasan kering i. Pemijaran Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar. Gambar 7. Pemijaran ose ii. Pembakaran Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai memijar. Misalkan a melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri di atas api Bunsen; b memanaskan kaca objek di atas api busnen sebelum digunakan; c memanaskan pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic pada cawan petri yang telah ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji kepekaan antibiotik. iii. Hot air oven Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang terbuat dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama jam. Alat-alat tersebut terlebih dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi. Gambar 8. Hot air oven iv. Insinerator Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung dalam safety box biohazard, darah, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan insinerator. Hasil pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa asap atau debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan metode insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat dieliminasi dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya. B. Pemanasan basah Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat digunakan untuk sterilisasi biohazard bakteri limbah hasil praktikum dan alat-alat yang tahan terhadap panas bluetip, mikropipet, pembuatan media, dan sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit Tille, 2017. Pemanasan basah dapat menggunakan i. Autoklaf manual Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu akan terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak. ii. Autoklaf digital/otomatis Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C. Gambar 9. Autoklaf manual dan otomatis 2. Radiasi Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan microwave yaitu dengan menggunakan panjang gelombang pendek dan sinar gamma high energy. 3. Filtrasi penyaringan Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive terhadap panas seperti radioisotope, kimia toksik. i. Filtarsi berupa cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan larutan pada membran selulosa asetat atau selulosa nitrat. ii. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency particulate air HEPA untuk menyaring organisme dengan ukuran lebih besar dari µm dari ruang biology savety cabinet BSCs b. Sterilisasi dengan metode kimiawi 1. Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan untuk sterilisasi filter HEPA pada BSCs. 2. Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam waktu 3-10 jam pada peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet, dan logam, contohnya adalah alat untuk bronkoskopi. Jenis Desinfeksi dan fungsinya Desinfeksi dengan metode fisika dilakukan dengan 3 cara yaitu Merebus pada suhu 1000 C selama 15 menit dapat membunuh bakteri vegetative. Pasteurisasi pada suhu 630C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik yang berfungsi membunuh patogen pada makanan namun tidak mengurangi nutrisi dan rasa dari makanan tersebut. Menggunakan radiasi non-ionisasi seperti ultraviolet UV. Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang yang panjang dengan low energy. Contohnya adalah untuk membunuh bakteri yang ada di permukaan BSCs. Sehingga, sebelum menggunakan BSCs, sinar UV harus dinyalakan terlebih dahulu yaitu kurang lebih 30 menit sebelum penggunaan. Desinfeksi dengan metode kimiawi Desinfeksi dengan metode kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan desinfektan. Bahan yang termasuk dalam desinfektan yaitu Etil alcohol 70% lebih efektif dibandingkan dengan etil alcohol 95%, hal ini dikarenakan kemampuan air H2O dalam menghidrolisis ikatan protein dari mikroorganisme. Sehingga, proses membunuh mikroorganisme menjadi lebih efektif. Aldehid yang berupa glutraldehid dan formaldehid memiliki kemampuan iritasi yang besar sehingga tidak digunakan sebagai antiseptic. Halogen, seperti chlorin dan iodine merupakan desinfektan yang seringali digunakan. Persiapan sebelum dilakukan operasi seringkali menggunakan kombinasi etil alcohol 70% diikuti dengan povidon-iodine. Logam berat, contohnya adalah air raksa. Karena logam ini sangat berbahaya bagi lingkungan, maka penggunaannya sebagai desinfektan tidak direkomendasikan. Namun dalam keadaan konsentrasi sangat rendah misalkan silver nitrat 1%, masih efektif digunakan dalam pengobatan konjungtivitis neonatorum karena Neisseria gonorrhoeae. Desinfektan yang digunakan pada kulit disebut sebagai antiseptik. Antiseptik didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang menempel pada jaringan hidup, contohnya adalah kulit. Mekanisme kerja dari antiseptic sebagian besar adalah menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme bakteriostatik namun dapat juga membunuh bakteri bakterisidal. Referensi Tille, P. M. 2017. Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical Microbiology fourteenth, p. 45. St. Louis Missouri Elsevier.
Bagianbagian penting dari printer inkjet dan fungsinya : Kepala cetak/kartrid. Print head merupakan bagian terpenting dari sebuah printer inkjet dan harganya biasanya paling mahal dibandingkan dengan komponen lainnya. Print head ini memiliki fungsi menulis atau menyemprotkan tinta pada kertas pada saat proses pencetakan.
Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. Tipe horizontal, yang merupakan bejana horizontal dan memiliki keuntungan antara lain - Kapasitas sterilizer antara 15 – 30 ton TBS - Pengoperasian lebih mudah dan praktis - Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding, sehingga bahan olah tidak mungkin menyebabkan bejana menjadi korosi. - Pengisian uap masuk dan pembuangan uap keluar serta pembuangan air kondensat lebih muda dilakukan. Pada gambar [1] dapat dilihat jenis sterilizer tipe horizontal seperti yang dibawah ini Gambar Sterilizer tipe horizontal Bagian – Bagian dari Sterilizer 1. Body Body sterilizer merupakan lembaran – lembaran dari plat – plat yang di rol, kemudian disambungkan membentuk silinder yang panjang. Saluran pemasukan uap Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. Saluran uap ini dilas dengan body dan dibuat flensa untuk menyambungkan ke pipa uap masuk. Selain saluran masuk juga ada saluran air kondensat dan alat pengukur tekanan. 2. Pintu Pintu dibuat seperti potongan bola, yang terletak di kiri dan kanan. Pintu merupakan sarana untuk mempermudah pemasukan lori yang berisi sawit. 3. Locking Ring Fungsi locking ring adalah untuk memperketat pintu dan untuk menjaga uap tidak tembus dari sela – sela pintu. 4. Rel dan Lori Untuk mempercepat proses perebusan maka buah sawit dimasukkan ke dalam lori, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan buah tidak lama. Akan tetapi, tanpa adanya rel lori juga susah untuk dimasukkan dan dikeluarkan dari sterilizer Komponen - Komponen Pembangun Utama Control Valve FIG 360 – 104 Air To Close Control valve adalah valve yang mengendalikan laju arus sesuai dengan tekanan udara dari positioner. Control Valve terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian actuator, bonnet dan body. Sistem kerjanya adalah dengan menaikan tekanan udara operasi, plat diafragma turun menekan pegas yang dihubungkan dengan plat diafragma, sehingga menggerakkan tangkai actuator. Kemudian tangkai itu berhenti dimana posisi gaya pegas itu seimbang dengan tekanan udara. Bukaan Control valve tergantung pada Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. gerakan tangkai valve. Dan apabila terjadi suatu kesalahan, maka valve ini secara otomatis akan tertutup. Control Valve ini dalam penggunaannya juga ditunjang dengan pemakainan controller yang memegang perannan penting setelah recorder dan indicator. Yang terpasang pada panel control. Sedangkan alat penunjang lain disebut by pass valve yang terpasang di pasangan. Bagian – bagian pembangun Control Valve FIG 360 – 104 dapat kita lihat dibawah ini [5]. Gambar Control Valve Keterangan gambar 1. Diaphragm Casings 2. Diaphragm Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. 3. Diaphragm Plate 4. Actuator Spring 5. Actuator Steam 6. Spring Seat 7. Spring Adjustor 8. Steam Conector 9. Yoke 10. Travel Indikator 11. Indikatos Skale 12. Valve Plug Steam 13. Packing Flange 14. Actuator Yoke Locknut 15. Packing 16. Packing Box 17. Bonnet 18. Bonnet Gasket 19. Spiral Wound Gasket 20. Cage Gasket 21. Valve Plug 22. Cage 23. Seat Ring 24. Valve Body Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. Anilisa Data Saatini, mari kita lanjut membahas tentang alat sterilisasi autoclave mulai dari pengertian autoclave, fungsi autoclave, prinsip kerja autoclave, bagian-bagian autoclave beserta fungsinya, cara menggunakan autoclave dan jenis-jenis autoclave. Baca : Bagian-Bagian Autoclave dan Fungsinya. Akan terasa asing dan aneh jika sebuah laboratorium
Canning Process of Vergara-Balderas, in Encyclopedia of Food and Health, 2016EquipmentSterilizers of different types are used on conventional canning. Both batch and continuous systems are available. In batch retorts, cans are loaded in crates and introduced into the retort; they are heat-treated and then unloaded. Examples of batch retorts are the vertical and horizontal steam or water still retorts; in this equipment, crates of containers are loaded into the retort, closing the vessel, and heating the containers; then the cooling is carried out by cutting off the steam and adding cool water. In addition, agitating batch retorts are also available. On the other hand, in continuous retorts, filled sealed containers are automatically and continuously moved from atmospheric conditions to a pressurized steam environment, held during the process time, and then moved again into an atmospheric condition for further handling. Examples of continuous retorts are the continuous rotary cooker and the hydrostatic sterilizer. It is common to use steam or hot water as the heating medium or, less usually, a mixture of steam and air. Food containers may be held stationary or aseptic systems consist of heaters, a holding tube, and coolers. Equipment used for heating during aseptic processing of foods includes several types of heat exchangers; among these are the scrapped surface, the plate, and the tubular heat exchangers; these are indirect heat exchangers because heating medium does not mix with food. Also, there is equipment using direct steam injection in the is normally carried out at temperatures under 100 °C, and it can use hot water baths. At the end of the thermal process, cold water is used for cooling. During the cooling stage of metal and glass containers, it is advisable to remove them at temperatures around 38 °C, so surface water evaporates, preventing corrosion problems. Pasteurization of bulk liquids can be accomplished in heat exchangers; they use as heating medium steam or hot type and size of heating equipment sterilizer has its particular characteristics and must be known to establish a specific thermal process. With this information, the limits of accuracy of both time and temperature given to the food container can be full chapterURL hazards ProfessorCrispian Scully CBE, MD, PhD, MDS, MRCS, FDSRCS, FDSRCPS, FFDRCSI, FDSRCSE, FRCPath, FMedSci, FHEA, FUCL, FBS, DSc, DChD, DMed HC, Dr hc, in Scully's Medical Problems in Dentistry Seventh Edition, 2014Infection Control MeasuresThe four UK Health Departments’ decontamination policies are generally driven by the European Union’s Medical Devices Directive MDD 93/42/EEC and the Medical Device Regulations MDR 2005 Box HTM 01-05’, published by the UK Department of Health in 2008 as Health Technical Memorandum 01-05 Decontamination in primary care dental practices’ and superseded by a new edition published in April 2009 accessed 30 September 2013, sets the standards for control includes the safe disposal of sharps and disposable items, and the cleaning and sterilization of reusable dental instruments and devices. Care must be taken to ensure that all instruments are cleaned prior to sterilization, in a safe manner to avoid injury. Use of closed-system cassettes reduces the risk to the DHW during the execution of infection control. When using ultrasonic cleaners, washers and sterilizers, it is important always to follow the manufacturer’s instructions. Assurance of sterility of instruments and devices can be obtained through the use of one of several tests; these tests must be performed regularly to ensure that the sterilizer is cleaning all instruments and devices and that these are safe for use on patients. Disinfection after cleaning reduces the number of viable microorganisms on instruments, making them safer to handle; it is not acceptable to use chemical disinfectants unless this is specifically recommended by the manufacturer, however, and therefore thermal disinfection is disinfection is best achieved by using an automated washer–disinfector WD, which precedes the use of autoclaves sterilizers. The high temperature of the water and chemical additives in these devices clean and disinfect the types of sterilizer are found in primary care dentistry The vacuum benchtop sterilizer type B is suitable for wrapped and unwrapped solid items, hollow items and porous loads, and as such is particularly valuable for sterilizing dental handpieces. It is the standard for use in dental practice, since wrapped items can be readily transported, remain sterile up to the point of use, and can be stored for use at a later date, minimizing the risk of cross-contamination.The type N benchtop sterilizer is an unwrapped instrument and utensil sterilizer suitable for solid devices that are not wrapped. Provided that the proper irrigation and cleaning of lumens and internals of handpieces has been achieved in combination with a WD, handpieces may also be processed in a type N sterilizer. Where remaining hollow items used in the practice are single-use, a type N sterilizer may be the appropriate solution, although this type of technology is being increasingly overtaken by the vacuum-type sterilizer type B. Instruments processed in a type N sterilizer should ideally be used directly from the sterilizer, as transportation and storage of sterilized items may pose a risk of re-contamination, and should be risk-assessed and controlled to minimize the instruments cannot be steam sterilized and must then be decontaminated according to the manufacturer’s instructions. If sending instruments for repair or disposal, decontaminate full chapterURL Flávio de Magalhães Brito, Douglas Magagna, in Clinical Engineering Handbook, 2004Necessary EquipmentMaintenance of sterilizers typically involves measurement of Electrical parameters; water and air flow; static and dynamic pressures; position; force; speed and acceleration; distance; frequency; weight; and temperature. To maintain sterilizers and other equipment related to infection control, the following tools should be available•Pressure meters for steam; water; medical gases; compressed air and clinical vacuum; and heating ventilation and air conditioning HVAC systems•Manometers to measure differential pressure across the filters of HVAC systems, water, steam and pneumatic systems, ventilators, and anesthesia equipment.•Flow meters for water; medical gases; medical compressed air and vacuum; and hydraulic circuits•Particulate air meter for monitoring the quality of treated air atmospheres with ventilation systems or conditioned air and other isolated areas•Air sample collectors•Thermometers or thermocouples for temperature measurement of air, water, and steam at specific points inside equipment or systems•Chronometers to measure cycle times•Vacuum cleaner•Chemical products for cleaning, disinfecting, and sterilizing surfaces of equipment•Electrical safety analyzerRead full chapterURL oxide EO sterilization of healthcare Mendes, ... Silva, in Sterilisation of Biomaterials and Medical Devices, 2012AerationAeration can be performed in the sterilizer or in a separate aeration chamber or room, under controlled conditions. All EO sterilized materials should be properly aerated before handling and use. The aeration time depends on many variables, including•composition, density, porosity, dimensions, surface area and design configuration of the material. Metal and glass are two materials that retain very low EO quantities. Polymers adsorb and desorb EO at higher but variable rates. It is described that polyvinyl chloride, polystyrene and rubber retain more EO than polyethylene, polyurethane, silicone, acrylic butyl styrene and polycarbonate, and the latter retain more EO than nylon, paper or cotton;•packaging material wrapping material and/or sterilization container system;•sterilizing conditions temperature, sterilant concentration, exposure time;•aeration conditions;•size, configuration of the load, and number of highly EO-absorptive materials being aerated; and•acceptable limits of residues for the intended use of the device Ernest, 1973; Handlos, 1980; Scott, 1982; Aeschlimann, 1984; Muzeni, 1985; Vink and Pleijsier, 1986; Buben et al. , 1999; Booth, 2000; Lucas et al., 2003; Rogers, 2005; Mendes et al., 2007, 2008; ISO 11135-1, 2007; ANSI/AAMI ST 41, 2008; ISO 10993-7, 2008; AAMI TIR 15, 2009; AAMI TIR 16, 2009.Read full chapterURL Darvell DSc CChem CSci FRSC FIM FSS FADM, in Materials Science for Dentistry Tenth Edition, 2018• Lead-tinThe molten metal formerly used in instrument sterilizers 21§ appears to have been something like a 5050 alloy by mass of lead and tin a formulation corresponding to what is called “soft solder”, at least in some implementations.[38] Such alloys have a eutectic temperature of 183 °C Fig. and although often described as melting at that point they would require a somewhat higher temperature ~ 240 °C at 5050 to be fully liquid, which would have provided a reasonable indicator of efficacy 21§ Phase diagram for the lead-tin a molten alloy pool, on being left exposed to the air, will develop a dross layer. This will consist of SnO2, SnO coating finely dispersed Pb, and a transition layer of SnO plus Pb-Sn.[39] This material adhered to instruments as they were removed from the bath, frequently leaving contamination invisible to unaided visual inspection, even though gross contamination might be shaken off. Thus it can be expected that, for example, root canals became contaminated with metallic tin and lead as well as oxide. Such residues, and their effects, would persist full chapterURL sterilization techniques for biomaterials and medical devicesS. Lerouge, in Sterilisation of Biomaterials and Medical Devices, Vaporized chemical sterilant systemsTo overcome the limitations of liquid sterilization, sterilizers using vaporized hydrogen peroxide VHP were proposed in the mid-1980s, using various technologies to transform liquid H2O2 around 30–35% concentration into vapor and delivering it in the chamber. One method uses a deep vacuum to pull liquid hydrogen peroxide from a disposable cartridge through a heated vaporizer and then, following vaporization, into the sterilization chamber. In another approach, VHP is brought into the sterilization chamber by a carrier gas such as air using either a slight negative pressure vacuum or slight positive pressure. Applications of this technology include vacuum systems for industrial sterilization of medical devices and atmospheric systems for decontamination of large and small areas French et al., 2004. VHP has several advantages rapid cycle time 30–45 min, low temperature, environmentally safe by-products only water and oxygen, relatively good material compatibility and ease of operation, installation and monitoring. However, it also has limitations, mainly lower penetration capabilities when compared with EO. It also shares Sterrad incompatibility with cellulose and nylon. In fact, these systems are very close to Sterrad systems, without the advantage of elimination of H2O2 by plasma, but with the advantage of larger chambers that enables to process more devices at the same time. Further investigation of this method is required to demonstrate both safety and effectiveness. VHP has not yet been cleared by FDA for sterilization of medical devices in healthcare facilities Rutala, 2008. Similarly, vaporized peracetic acid has also been recently proposed, but is not yet full chapterURL of PharmaceuticalsShruti Moondra, ... Rakesh K. Tekade, in Dosage Form Design Parameters, Empty Chamber Heat Distribution StudiesThe principal objective of this test is to ensure whether the sterilizer is capable enough to attain a temperature of 121°C with pressure of kg/cm2. In this test the temperature spread of 121–124°C is determined and at any location wherein the temperature indicator is placed does not indicate the sterilization temperature, that location may be considered as the cold spot throughout the sterilization process. For this test, acceptance criteria is met only when there is uniform heat distribution in the sterilizer throughout the hold period, and temperature at each temperature mapping probe should be within the temperature range of 121–124°C Shintani, 2012.Read full chapterURL TREATMENT Ultra-high Temperature UHT Swartzel, in Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition Second Edition, 2003Holding SectionThe holding section is a pipeline section located immediately downstream from the sterilizer. It is designed to insure that all product is held at, or above, the sterilization temperature for the time equal to, or greater than the scheduled process time. The tube is sloped upward toward the discharge end. The upward slope insures that vapor cannot be trapped. A vapor pocket in the holding tube would permit product to move through the tube faster than if the holding tube contained product public safety destruction of pathogenic organisms, mainly Clostridium botulinum, regulatory specification calls for a holding tube to be sized to hold the fastest-moving particle in laminar flow for the minimum specified time. See Clostridium Botulism.Read full chapterURL Meyler's Side Effects of Drugs Sixteenth Edition, 2016Drug studiesObservational studiesGlutaral-based products are typically used in hospitals and clinics as cold sterilizers, to disinfect and clean heat-sensitive medical devices. Glutaral is a potent sensitizer and respiratory irritant, and it has been implicated as a cause of asthma in health-care workers. This has led to a search for alterative disinfectants for instrumental sterilization [7].However, glutaral continues to be used as a disinfectant and sterilizer, particularly in developing countries. This requires occupational health monitoring and establishment of safe practices for its 169 nurses working in 17 hospitals, especially in endoscope units, 68% had symptoms, 38% two or more. The major complaints were eye irritation in 49%, skin discoloration or irritation in 41%, and cough or shortness of breath in 34% [8]. Complaints were not related to habits, atopic status, or duration of exposure. In two hospitals, the time-weighted average concentrations were estimated. The 10-minute time-weighted average was below the UK occupational exposure standard of ppm. In a similar survey of 150 staff in two Middlesex hospitals who were exposed to glutaral, the rate of complaints was in the same range [9].In a Canadian study to assess the effect of work practices and general ventilation systems on employees’ exposure to glutaral, air samples were taken in five hospitals [10]. The presence of local or general ventilation, air changes per hour, the quantity of glutaral used, and work practices were recorded. Work practices constituted the most important factor affecting the degree of exposure to glutaral. In locations where “poor” or “unsafe” practices were employed, glutaral concentrations were much higher and there was an increased prevalence of headache and itchy eyes among full chapterURL for Rodents∗Cassie Boyd, ... Chriss Vowles, in Gnotobiotics, 2017CyclesNote The cycles below are for a Finn Aqua 91515 N-B-LSR bulk sterilizer. Autoclave parameters must be validated on each autoclave and therefore may differ for autoclaves in other Supply Pulsed air removalFirst vacuum level pounds per square inch absolute; Psia vacuum hold time s 15First pressure level Psia pressure hold time s 5Second vacuum level Psia vacuum hold time s 15Second pressure level Psia pressure hold time s 5Third vacuum level Psia vacuum hold time s 15Third pressure level Psia pressure hold time s min 25Temperature °C Vacuum dryingVacuum level Psia hold time min 15Jacket heating CycleNote This cycle requires a load probe. The sterilization time does not begin until the load probe reaches 129° Forced air removalTime min 15Temperature °C min 40Temperature °C Slow exhaustSlow exhaust rate Psia/min Smaller autoclaves may experience excessive boilover at this °C 100Read full chapterURL

Bagianbunga yang memiliki nama latin corolla ini merupakan salah satu yang mencolok karena berada di area luar. Ukurannya jauh lebih besar dibandingkan dengan komponen bunga lainnya. Mahkota bunga diciptakan berwarna-warni agar dapat menarik perhatian serangga penyerbuk di sekitarnya. Selain itu, mahkota bunga juga berfungsi untuk melindungi

Mengenal Apa Itu Sterilisasi Dan Jenis – Jenisnya Mengenal Apa Itu Sterilisasi Dan Jenis – Jenisnya Dalam dunia kedokteran, dikenal adanya istilah sterilisasi yang biasa diterapkan pada alat-alat kedokteran yang hendak dipakai. Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan sterilisasi itu sendiri? Pengertian sterilisasi ialah proses menghilangkan semua organisme hidup, termasuk mikroorganisme seperti jamur atau fungi, protozoa, bakteri, virus hingga mycoplasma yang ada dalam suatu benda. Proses ini akan turut melibatkan biocidal agent maupun proses fisik yang tujuannya adalah untuk membunuh serta menghilangkan semua mikroorganisme. Proses ini sendiri didesain agar semua mikroorganisme yang ada bisa dibunuh atau dihilangkan. Target metode inaktivasi akan tergantung metode serta tipe dari mikroorganisme, sementara agen kimia yang diikutsertakan dalam prosensya disebut sterilant. Berikut adalah beberapa tujuan sterilisasi Menyiapkan aneka peralatan kedokteran agar siap pakai Mencegah supaya peralatan kedokteran tidak cepat rusak Mencegah infeksi silang Menjamin peralatan kedokteran tetap dalam keadaan bersih Menetapkan produk akhir yang akan digunakan telah steril atau aman digunakan. Macam macam sterilisasi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut √ Terminal Sterilization. Dikatakan oleh PDA Technical Monograph bahwa Terminal Sterilization masih dibagi dua, yaitu overkill method serta Bioburden sterilizaton. Overkill method ialah metode di mana akan digunakan pemanasan uap yang suhunya mencapai 121 derajat Celcius selama kira-kira 15 menit. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan tahan panas, misalnya zat anorganik. Overkill method terutama dipilih karena lebih cepat, efisien serta aman. Sementara bioburden sterilization ialah metode yang menggunakan monitoring terkontrol serta ketat kepada beban mikroba kecil di beberapa jalur produksi sebelum proses lanjutan dilakukan. Metode ini akan melibatkan zat yang bisa mengalami degradasi kandungan apabila dipanaskan dengan suhu sangat tinggi. Contohnya adalah penggunaan Dextrose yang jika dipanaskan akan menghasilkan senyawa bernama Hidro Methyl Furfural HDM, yaitu senyawa hepatotoksik. √ Aseptic Processing. Metode ini ialah pembuatan produk steril dengan filter khusus yang digunakan untuk bahan baku steril yang telah diformulasikan secara khusus kemudian dimasukkan dalam kontainer steril dengan lingkungan yang terkontrol. Material, peralatan, suplai udara hingga petugasnya telah terkontrol sehingga kontaminasi mikroba akan tetap pada level yang bisa diterima clear zone. Di Indonesia, Sterilisasi juga terdapat dalam beberapa metode yang diantaranya telah kita singgung diatas. Berikut beberapa istilah metode sterilisasi yang populer digunkan di Indonesia 1. Rebus Boile Pertama ada sterilisasi yang dilakukan dengan cara rebus, di mana peralatan akan disterilkan melalui perebusan dalam air hingga mendidih dengan suhu 1000 derajat Celcius antara 15 hingga 20 menit. Peralatan yang bisa menggunakan pensterilan secara rebus ini adala yang terbuat dari material logam, kaca serta karet. 2. Kukus Stoom Kedua ada cara stoom, di mana peralatan disterilkan menggunakan uap panas . Alat sterilisasi yang umum digunakan ialah autoklaf atau Autoclave. Alat ini juga yang digunakan dalam metode sterilisasi Overkill. Sesuai prinsipnya, sterilisasi dengan autoklaf yaitu memanfaatkan panas serta tekanan yang berasal dari uap air. Temperatur untuk proses ini akan mencapai 121 derajat Celcius dengan tekanan antara 15 hingga psi pound per square inch. Baca juga Pengertian Autoclave, prinsip kerja dan bagian – bagiannya 3. Panas Kering Dry Heat Sterilization Ketiga ada sterilisasi panas kering. Peralatan akan disterilkan degnan oven yang memiliki uap panas tinggi. Termasuk di antaranya adalah peralatan logam tajam atau yang terbuat dari kaca serta obat tertentu. 4. Kimiawi zat kimia Keempat ada sterilisasi dengan zat kimia. Bahan kimia yang digunakan di antaranya adalah alkohok, uap formalin serta sublimat. Penggunaan zat kimia terutama untuk mensterilkan peralatan yang cepat rusak jika terkenal uap panas, seperti sarung tangan serta kateter. 5. Sinar UV UV Sterilization Kelima ada sterilisasi menggunakan sinar UV atau radiasi sinar gama serta partikel elektron. Metode ini biasa dilakukan untuk mensterilkan jaringan segar ataupun yang sudah diawetkan. Jaringan yang sudah diawetkan akan menggunakan radiasi pada temperatur kamar atau proses dingin sehingga tidak mengubah strukturnya. Sementara untuk jaringan beku akan dilakukan pada suhu minus 40 derajat Celcius. Teknologi ini dijamin aman untuk diaplikasikan di jaringan biologi. 6. Filtrasi Penyaringan Keenam ada metode penyaringan di mana cairan yang mudah rusak jika terkena panas akan disterilkan melalui suatu jaringan dengan pori diameter kecil sehingga dapat menyaring bakteri. Virus takkan tersaring menggunakan metode ini. 7. Gas Dalam metode ini akan digunakan pemaparan gas maupun uap guna membunuh spora serta mikroorganisme yang ada di dalamnya. Walau gas akan bisa berpenetrasi secara cepat dalam serbuk padat serta pori, namun mikroorganisme yang terkristal bisa dibunuh. Metode ini umum digunakan bagi bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan radiasi, panas serta cahaya. Berikut ini beberapa contoh kecil Standar Operasional Sterilisasi yang dilakukan pada alat – alat laboratorium seperti gelas kimia, cawan petri dan sejenisnya. Proses sterilisasi tabung reaksi dan gelas ukur Kapas dibungkus menggunakan kain kasa lalu diikat dengan menggunakan benang kasur Bungkusan kapas dimasukkan dalam mulut tabung reaksi serta labu ukur Tutup permukaan menggunakan aluminium foil lalu ikat menggunakan benang kasur Masukkan tabung reaksi dalam autoklaf Sterilisasi untuk gelas kimia serta labu takar Tutup permukaan gelas kimia dan juga labu takar menggunakan aluminium foil Masukkan keduanya dalam autoklaf Pensterilan cawan petri Bungkus permukaan cawan petri menggunakan kertas HVS Masukkan cawan petri yang telah terbungkus dalam autoklaf Sterilisasi Pipet volum Bungkus kain kasa dengan kapas lalu ikat menggunakan benang kasur Masukkan bungkusan kapas dalam pipet volume Tutup ujung mulutnya dengan aluminium foil Bungkus pipet volume menggunakan kertas HVS hingga tertutup seluruhnya Masukkan dalam autoklaf Berdasarkan sifatnya, kita mengenal istilah sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sebenarnya istilah tersebut sudah kita sebutkan diatas. Sterilisasi basah digunakan untuk menyebut proses atau metode sterilisasi dengan Autoclave atau sterilisasi uap stoom. Sedangkan sterilisasi kering, yaitu proses sterilisasi yang menggunakan dry heat sterilizer, satu alat sterilisasi yang menyerupai oven dalam prinsip kerjanya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses sterilisasi Sterilisator haruslah dalam kondisi siap pakai Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih serta masih berfungsi Peralatan yang dibungkus juga sebaiknya diberi label yang mencantumkan nama alat, jenis alat, tanggal serta jam saat disterilkan Susun peralatan dalam sterilisator sedemikian rupa agar semua bagiannya bisa steril Waktu sterilisasi harus tepat untuk tiap alatnya Jangan memasukkan ataupun menambahkan alat lain dalam sterilisator selama proses sterilisasi berlangsung Gunakan korentang steril saat hendak memindahkan peralatan yang telah selesai disterilkan Related Posts About The Author Sentral Alkes Lebih dari 5 tahun bekerja dalam bidang alat - alat kesehatan membuat saya dapat menjelaskan berbagai informasi penting seputar alat kesehatan yang saya tuangkan dalam webiste ini.
MengenalApa Saja Bagian Bagian Transformator dan Fungsinya. Fungsi dari transformator secara umum adalah untuk mengubah, baik itu memperbesar atau memperkecil, tegangan bolak balik (AC) pada sumber energi listrik. Trafo ini berperan sangat penting untuk mendistribusikan tenaga listrik. Satu buah transformator sederhana pada dasarnya bekerja
Sejak awal virus ini merebak, pemerintah dan berbagai ahli kesehatan sudah mengumumkan bahwa persebarannya dapat terjadi melalui droplet. Namun seiring dengan berkembangnya penelitian, ternyata ditemukan bahwa virus dapat bertahan dalam jangka waktu itu, Mama perlu memastikan setidaknya barang-barang yang Mama sentuh dan gunakan setiap hari secara rutin bebas dari virus. Terlebih jika Mama baru melahirkan. Baik Mama dan si Kecil pasti sangat membutuhkan perlindungan ekstra. Salah satu cara memberikan perlindungan ekstra adalah dengan menggunakan sterilizer. Buat Mama yang masih ragu untuk memiliki barang yang satu ini, simak ulasan Popmama berikut ini deh!1. Sterilizer dapat membunuh virus dan bakteri hingga Gal Botol susu bayi Mungkin sebelumnya kita sudah bisa tenang saat suatu permukaan tidak terdapat kotoran yang menempel, tapi semenjak pandemik, definisi bersih nggak hanya sebatas permukaan barang yang nggak terdapat kotoran saja. Sekarang Mama semakin sadar bahwa barang-barang yang Mama gunakan terutama yang berkaitan dengan si Kecil harus bebas dari virus dan bakteri yang mana keduanya nggak bisa terlihat dengan mata telanjang. Tapi tenang Ma, Mama bisa kok memastikan barang-barang yang Mama gunakan bebas dari virus dan bakteri dengan menggunakan Polytron UV Sterilizer Box. Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini dilengkapi dengan mode UV-C Lamp Sterilization yang mampu membunuh virus dan bakteri hingga Barang-barang lebih steril dan Mama jadi lebih tenang deh!Editors' Picks2. Dapat digunakan sebagai pengering peralatan bayiPopmama/Polytron Sterilizer Box dari Polytron Sterilizer Box dari Polytron ini juga dapat digunakan sebagai alat pengering lho, Ma. Apalagi jika kaitannya dengan peralatan bayi seperti botol susu misalnya. Peralatan bayi harus dalam kondisi kering karena jika sampai ditinggalkan dalam kondisi lembab atau terdapat air yang menjadi dingin, botol bisa jadi sarang berkembangnya mikroorganisme. Dengan Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini, Mama bisa mengeringkan dengan Mode DRY 10-360 menit hingga suhu 60 derajat Celcius3. Tempatnya yang luas dapat digunakan untuk mensterilkan uang, dompet hingga smartphoneShutterstock/Still AB Perlengkapan yang sering terpapar virus Nggak hanya Mama untuk kebutuhan si Kecil saja yang bisa memanfaatkan Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini, Papa juga bisa lho. Misalnya saat si Papa habis bepergian dari luar rumah, saat kembali ke rumah, Papa bisa menaruh barang-barangnya untuk disterilisasi terlebih dahulu nih. Jadi kondisi rumah bisa lebih steril tanpa ada virus dan bakteri yang terbawa dari luar rumah. Ini karena Polytron Multipurpose Sterilizer Box punya tempat yang luas dan dilengkapi dengan beberapa fitur penting seperti HEPA + Activated Carbon Filter yang mampu menyaring partikel debu dan kuman serta menghilangkan bau tidak sedap, Food Grade karena bahan materialnya aman untuk makanan, dan tentu saja multipurpose karena bisa digunakan untuk peralatan makan, paket, uang, botol, masker kain, handphone, dompet, dan lainnya dan sebagainya. 4. Mama bisa menjadikan sterilizer sebagai tempat penyimpananPopmama/Polytron Polytron sterilizer box sebagai storage Mama merasa peralatan si Kecil gak aman jika ditaruh di rak alat makan? Tenang Ma, Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini bisa kok Mama alih fungsikan sebagai ruang penyimpanan. Gak hanya dengan Mode DRY dan Mode UV-C Lamp Sterilization yang sudah disebutkan sebelumnya, Polytron Multipurpose Sterilizer Box juga bisa mengoperasikan kedua mode tadi secara otomatis lho. Jadi, alat-alat yang Mama gunakan bisa dikeringkan dan disterilisasi secara Hemat waktu dan efisienShutterstock/paulaphoto Mama sedang menggendong si Kecil Bayangkan harus berapa lama Mama harus mencuci peralatan bayi lalu mengeringkannya secara manual. Pasti memakan waktu yang lama deh, Ma. Tapi, cerita ini nggak akan terjadi kalau, Mama menggunakan Polytron Multipurpose Sterilizer Box yang sudah dilengkapi dengan indikator waktu pengoperasian yang bisa Mama sesuaikan baik itu ditambahkan atau dikurangi waktu pengoperasiannya. Mama jadi bisa dengan bebas melakukan aktivitas lainnya deh selagi mensterilkan barang-barang. Lebih efisien kan?Nah, itu tadi beberapa manfaat yang bisa Mama rasakan jika Mama menggunakan Polytron Multipurpose Sterilizer Box di rumah. Sterilizer Box memang penting banget kan, Ma? Apalagi jika Mama baru saja melahirkan. Untuk tahu info selengkapnya seputar Polytron Multipurpose Sterilizer Box? Langsung klik di sini ya! Sehat selalu untuk Mama dan keluarga! CSC Berikutini yang bukan termasuk bagian dari tumbuhan adalah . Bagian- Bagian Tumbuhan dan fungsinya. DRAFT. 9th - 12th grade. 0 times. Science. 0% average accuracy. 3 days ago. desianggraini764_94982. 0. Save. Edit. Edit. Bagian- Bagian Tumbuhan dan fungsinya DRAFT. 3 days ago. by desianggraini764_94982. Autoclave, Pengertian, Fungsi, Cara Kerja & Bagian – Bagiannya Autoklaf atau autoclave adalah alat yang berguna sebagai sterilisasi peralatan serta perlengkapan kedokteran. Cara yang digunakan adalah dengan menundukkan material pada uap tekanan tinggi yaitu suhu 121 derajat Celcius. Waktu yang dibutuhkan adalah 15 hingga 20 menit tergantung ukuran serta isi. Pengertian autoclave terbilang penting karena banyak digunakan dalam dunia kedokteran, mikrobiologi hingga seni tato dan tindik. Alat ini sendiri diciptakan Charles Chamberland pada 1879. Nama autoclave berasal dari bahasa Yunani, yaitu auto yang artinya diri dan clavis yang berarti kunci atau perangkat self locking. Alat ini sendiri memiliki ukuran serta fungsi yang akan tergantung pada media yang hendak disterilkan. Pengertian autoclave dan fungsinya juga digunakan dalam penyembuhan komposit serta vulkanisasi karet. Panas tinggi serta tekanan yang dihasilkan autoclave akan memungkinkan pemastian sifat fisik terbaik yang bisa dicapai. Industri kedirgantaraan serta sparmakers untuk perahu layar biasanya akan memiliki autoclave yang panjangnya mencapai 50 kaki. Dalam dunia kedokteran, autoclave umum digunakan dalam mensterilkan peralatan medis. Aneka peralatan medis akan dapat disterilkan dari semua bakteri, jamur, virus serta spora yang sudah tidak aktif. Namun terdapat beberapa jenis prion serta organisme baru yang tak bisa dihancurkan bahkan oleh autoclave pada suhu 134 derajat Celcius. Fungsi Autoclave Fungsi autoclave guna menjamin sterilitas objek dalam dunia kedokteran juga turut ditemukan dalam aneka pengaturan medis serta laboratorium. Banyak prosedur yang telah menggunakan item sekali pakai dibanding sterilisasi, akan tetapi autoclave ini akan dapat digunakan kembali. Karena autoclave menggunakan uap panas, maka beberapa produk tahan panas termasuk plastik takkan dapat disterilkan menggunakan cara ini karena bisa meleleh. Kertas maupun produk lain yang rawan rusak karena uap haruslah disterilkan menggunakan cara lain. Dalam autoclave, item harus dipisahkan guna memungkinkan uap menembus beban dengan merata. Selain itu, autoclave juga seringkali digunakan untuk mensterilkan aneka limbah medis sebelum nantinya dibuang di aliran limbah padat. Hal ini lebih umum dilakukan daripada alternatif pembakaran karena adanya masalah lingkungan maupun kesehatan yang mungkin terjadi. Baca juga Pengertian lengkap tentang sterilisasi dan metodenya Prinsip Kerja Autoclave Berikut ini adalah penjelasan lengkap seputar prinsip kerja autoclave Saat sumber panas mulai dinyalakan, air di dalam autoclave akan mulai mendidih Uap airnya kemudian mendesak udara yang mengisi di dalam autoclave Jika udara telah terganti uap air, katup udara atau katup uap akan ditutup sehingga tekanan di dalamnya semakin bertambah Saat tekanan telah mencapai suhu sesuai, proses sterilisasi dimulai dan timer akan mulai menghitung mundur Setelah proses selesai dijalankan, sumber panas akan langsung dimatikan dan tekakan akan kembali turun secara perlahan hingga suhunya mencapai nol derajat Celcius. Demikian cara kerja autoclave dalam mensterilkan aneka peralatan. Setelah mengetahui pengertian autoclave serta prinsip kerjanya, saatnya kita ketahui bagian apa saja yang dimiliki oleh perangkat ini. Komponen-komponen dalam autoclave adalah aneka tombol, katup dan tuas yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Bagian – Bagian Autoclave Dalam autoclave akan kita temukan adanya tombol pengatur waktu alias timer. Timer ini tentunya akan berfungsi guna mengatur lama atau sebentar proses yang dijalankan sesuai kebutuhan pengguna. Namun, ada pula beberapa autoclave sederhana yang tidak memiliki timer, terutama karena masih menggunakan pemanasan air menggunakan kompor, bukannya listrik. Bagian autoclave selanjutnya ialah katup uap yang termasuk kecil namun sangat penting. Perannya terutama adalah sebagai tempat dikeluarkannya uap air. Berikutnya ada lagi pengukur tekanan guna mengetahui nilai tekanan upa dalam autoclave. Pengukur tekanan juga akan membantu kita dalam mengetahui besar tekanan uap dalam alat saat proses sedang berlangsung. Ada lagi katup pengamanan yang akan mengunci penutup autoclave. Kita juga akan menemukan tombol on off terutama bagi jenis autoclave yang memakai listrik sebagai sumber energinya. Keberadaan tombol ini sangat besar andilnya guna mematikan serta menghidupkan mesin. Bagian autoclave lain yang ada pada gambar autoclave adalah termometer. Proses sterilisasi sendiri akan butuh suhu yang berbeda dan hal ini akan sangat bergantung pada alat ataupun bahan yang hendak disterilkan. Termometer akan mengetahui suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi yang dibutuhkan. Autoclave juga akan memiliki lempeng sumber panas yang membantu proses perubahan energi dari listrik menjadi panas atau kalor. Lempeng atau heater biasanya akan terbuat dari lilitan kawat tembaga atau kumparan yang akan mengeluarkan energi pana jika dialiri listrik. Skrup pengaman akan turut terdapat dalam komponen autoclave. Fungsinya ialah menjaga besaran dari tekanan uap dalam mesin. Kita harus pastikan skrup ini terpasang secara rapat dan baik. Terakhir, pada autoclave yang memanfaatkan energi listrik, akan kita temukan adanya angsa. Fungsi angsa ialah sebagai batas bagi penambahan air. Sementara autoclave sederhana yang energi panasnya bersumber dari kompor akan menggunakan aluminium container guna meletakkan aneka bahan atau alat yang akan disterilkan. Selain aneka bagian bagian autoclave di atas, autoclave juga masih memiliki komponen lain seperti pompa vacum guna menghisap udara maupun uap campuran yang berasal dari ruang sterilisasi. Cara sterilisasi menggunakan Autoclave Berikut adalah cara menggunakan autoclave untuk mensterilkan aneka peralatan serta bahan tertentu, termasuk peralatan medis Sebelum mulai melakukan sterilisasi, biasanya kita harus mengecek terlebih dahulu air yang tertampung dalam autoclave. Apabila air yang ada ternyata masih kurang dari batas minimum, maka tambahkan lagi air hingga mencapai batas tersebut. Sebaiknya gunakan air yang merupakan hasil destilasi guna menghindari kerak serta karat. Masukkan peralatan dan juga bahan yang hendak disterilkan. Jika kita hendak mensterilisasi botol dengan tutup ulir, maka tutup wajib dikendorkan. Tutup autoclave rapat-rapat dan kencangkan baut pengaman supaya tak ada uap keluar. Jangan kencangkan klep pengaman terlebih dahulu. Nyalakan autoclave dan atur timer minimal 15 menit di suhu 121 derajat Celcius Tunggu hingga air mendidih agar uapnya memenuhi kompartemen dan terdesak keluar. Setelah itu barulah kencangkan klep pengaman dan tunggu hingga prosesnya selesai. Perhitungan 15 menit baru dimulai pada saat tekanan mencapai 2 atm. Apabila alarm telah berbunyi dan menandakan proses telah selesai, tunggu sampai tekanan dalam kompartemen mulai turun dan menjadi sama dengan tekanan udara pada lingkungan. Buka klep-klep pengaman lalu keluarkan isi autoclave secara hati-hati. Demikian adalah cara sterilisasi menggunakan autoclave dalam mensterilkan aneka peralatan medis. Demikian adalah penjelasan lengkap seputar pengertian autoclave, prinsip kerja, bagian-bagian sampai dengan cara menggunakannya. Alat seperti ini bisa didapat di toko khusus peralatan sterilisasi dengan harga yang cukup tinggi, karena lebih umum digunakan dalam industri atau instansi tertentu, bukan untuk penggunaan di rumah. Spesifikasi lebih lanjut seputar autoclave adalah alat sterilisasi ini mungkin akan dibutuhkan sebelum melakukan pembelian. Sekian, tetap update terus informasi seputar alat – alat medis di sentral alkes. Related Posts About The Author Sentral Alkes Lebih dari 5 tahun bekerja dalam bidang alat - alat kesehatan membuat saya dapat menjelaskan berbagai informasi penting seputar alat kesehatan yang saya tuangkan dalam webiste ini.
Perangkattersebut digunakan untuk mengontrol steam dalam sterilizer dengan menggunakan parameter waktu, tekanan, dan suhu. Pengontrolan dalam proses pengolahan kelapa sawit, diatur melalui bagian-bagian sterilizer. Artikel ini akan menjelaskan mengenai bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam panel control rebusan beserta fungsinya.
Sebagaimana sudah kita ketahui bersama bahwa Autoclave merupakan salah satu dari jenis alat yang digunakan untuk sterilisasi. Autoclave digunakan di berbagai bidang tidak terkecuali dalam dunia kesehatan yakni di rumah sakit, klinik dan juga laboratorium. Ada beberapa jenis autoclave sebagaimana sudah kita ketahui bersama di artikel yang lalu. Untuk lebih memperkaya pengetahuan kita, Kali ini kita akan ulas mengenai bagian – bagian autoclave dan fungsinya Bagian – Bagian Autoclave dan Fungsinya Salah satu metode sterilisasi yang efektif digunakan dalam sterilisasi alat – alat medis adalah metode panas uap bertekanan dengan menggunakan alat Autoclave. Kita juga telah membahas salah satu contoh bagaimana prosedur penggunaan alat autoclave dalam bahasan cara menggunakan autoclave untuk sterilisasi alat kesehatan. Namun ada yang kurang apabila kita tidak mengetahui detail bagian atau komponen dari alat ini. Umumnya sebuah Autoclave atau alat sterilisasi uap bertekanan memiliki bagian – bagian yang sama. Hal ini karena kesamaan prinsip kerja satu dan yang lainnya. Berikut ini bagian – bagian atau komponen yang terdapat dalam sebuah alat sterilisasi uap yang disebut dengan Autoclave. 1. Katup Pengatur Tekanan Kalau kita melihat tipe autoclave model klasik seperti Autoclave GEA 18 Liter. Akan tampak jelas sekali bahwa bagian ini terdapat pada sisi atas tutup Autoclave tersebut. Katup pengatur tekanan ini berfungsi untuk mengatur tekanan memberikan dan melepaskan tekanan dalam siklus sterilisasi dari awal hingga berakhirnya proses sterilisasi. Katup ini dibuka di akhir sterilisasi untuk menurunkan tekanan. 2. Pengukur Tekanan Manometer Selain katup tekanan, ada juga pengukur tekanan. Umumnya disebut dengan manometer. Sebagaimana katup pengatur tekanan, manometer ini juga sangat jelas terlihat pada autoclave tabung model klasik. Sedangkan pada autoclave modern terletak di bagian depan atau di bagian lain. Tidak terdapat di bagian atas sebagaimana model autoclave klasik. Pengukur tekanan ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan pada saat proses sterilisasi berlangsung. 3. Panel Kontrol Setiap alat yang menggunakan daya atau tegangan listrik pastinya memiliki panel kontrol untuk memudahkan penggunaan seperti menyalakan dan mematikan, konektor kabel power dan juga pengaturan lainnya. Demikian juga dengan Autoclave, terdapat panel kontrol yang umumnya terdapat tombol ON/OFF, Pengatur Waktu Timer, dan lainnya. 4. Pengatur Waktu Sebenarnya kita tidak bisa katakan dengan pasti pengatur waktu ini berfungsi untuk mengatur waktu lamanya proses sterilisasi. Karena pada sebagian autoclave, waktu sterilisasi justru ditentukan oleh titik tekanan yang tercapai. Tidak lebih dari 30 menit. Jadi, lebih tepatnya mungkin kita sebut penunjuk waktu sterilisasi. Berfungsi untuk menunjukan dan memonitor lamanya waktu sterilisasi berlangsung. 5. Penunjuk Suhu Kontrol Suhu Bagian penting dari sebuah Autoclave selain yang sudah kita sebutkan diatas adalah penunjuk suhu atau bisa juga kita sebut termometer monitor suhu. Alat ini umumnya terpasang juga pada panel kontrol bersama dengan tombol ON/OFF, penunjuk tekanan dan lainnya. Bagian ini berfungsi untuk menunjukkan suhu pada saat sterilisasi berlangsung. 6. Elemen Pemanas Dulu terdapat beberapa model Autoclave bakar, jadi tidak menggunakan tenaga listrik dalam proses boiling untuk menghasilkan uap. Namun sekarang sudah tidak lagi digunakan. Berganti pada model elektrik. Dalam hal ini tentu saja terdapat komponen Elemen Pemanas di bagian bawah. Fungsi bagian ini adalah memanaskan dan mendidihkan air pada saat proses sterilisasi dimulai. 7. Sarangan wadah alat yang disterilkan Dalam prosedur sterilisasi menggunakan autoclave, pengisian air tidak boleh melebihi batas, hal ini agar air tidak menyentuh benda yang disterilkan nantinya ketika mendidih. Dan proses sterilisasi pun menggunakan uap yang dihasilkan bukan metode boiling. Oleh sebab itu terdapat bagian yang kita anggap berfungsi sebagai sarangan. Yakni wadah yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk menempatkan benda yang akan disterilkan sekaligus tidak menghalangi uap menyentuh benda – benda tersebut. 8. Sekrup Pengaman Sekrup ini terdapat di bagian atas Autoclave, tepatnya di bagian sisi – sisi luarnya. Sekrup ini berfungsi sebagai pengaman dan pengunci tutup Autoclave agar tertutup dengan sempurna sehingga tidak ada kebocoran. Mekanismenya cukup simpel, hanya memutar sekrup setelah tutup Autoclave dipasang hingga sekrup dirasa kencang. Umumnya terdapat lebih dari dua buah sekrup, tiga atau empat. Pada autoclave modern seperti sekarang ini, sekrup telah berganti dengan pengunci otomatis yang dirancang dengan mekanisme canggih serta keamanan yang tinggi. Berbagai macam model dan jenis Autoclave diciptakan hingga sekarang ini, jadi mungkin saja terdapat bagian – bagian Autoclave yang belum di bahas dalam artikel ini. Namun, pada umumnya, alat Autoclave memiliki bagian – bagian dengan fungsi yang sudah kita uraikan diatas. Sekian, semoga bermanfaat. Kunjungi katalog Autoclave di toko kami dan temukan produk yang anda butuhkan. bhQsdS.
  • vz34252isx.pages.dev/236
  • vz34252isx.pages.dev/259
  • vz34252isx.pages.dev/364
  • vz34252isx.pages.dev/254
  • vz34252isx.pages.dev/747
  • vz34252isx.pages.dev/619
  • vz34252isx.pages.dev/756
  • vz34252isx.pages.dev/476
  • vz34252isx.pages.dev/790
  • vz34252isx.pages.dev/757
  • vz34252isx.pages.dev/192
  • vz34252isx.pages.dev/110
  • vz34252isx.pages.dev/583
  • vz34252isx.pages.dev/68
  • vz34252isx.pages.dev/629
  • bagian bagian sterilizer dan fungsinya