Selainitu, tembang sinom ini juga bisa diartikan sebagai isih enom (masih muda). Tembang macapat ini melukiskan masa muda, masa-masa yang indah dan masa yang penuh dengan harapan serta angan-angan. Tembang sinom ini berisi tentang nasihat, rasa persahabatan, dan keramahtamahan. Contoh tembang sinom Amenangi jaman edan Ewuh aya ing pambudi Menembangkan tembang macapat. Foto dok. satu kebudayaan Jawa adalah cacahe tembang macapat. Budaya ini perlu untuk mengetahuinya agar kita bisa melestarikan budaya ini adalah sederet cacahe tembang macapat lengkap dengan jumlah gatra dan juga jenis watak yang terkandung di Tembang Macapat Lengkap dengan Jumlah Gatra dan Wataknya Dalam Budaya JawaTembang macapat merupakan salah satu dari sederet budaya di Indonesia yang cukup dikenal dengan keberagaman watak dan juga ciri khas penggunaan bahasa daerahnya. Pemaparan mengenai tembang macapat dijelaskan dalam buku berjudul Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar yang disusun oleh Endang Sri Maruti, 2015133 yang memaparkan bahwa pengertian tembang macapat yaiku adalah sebuah bentuk puisi jawa tradisional dengan beberapa aturan tertentu seperti guru gatra, guru wilangan, dan guru jelas lagi, dalam buku ini juga disebutkan guru gatra dalam tembang macapat adalah jumlah baris di setiap bait tembang. Guru wilangan adalah jumlah suku kata di setiap baris tembang. Sedangkan guru lagu adalah bunyi vokal di setiap akhir baris. Tembang macapat ini memiliki jenis-jenis yang kemudian disebut dengan istilah cacahe tembang tembang macapat. Foto dok. ini adalah sederet cacahe tembang tembang macapat lengkap dengan jumlah gatra dan juga watak yang menjadi ciri khas masing-masing tembangMemiliki 10 gatra dengan watak cukup universal atau luwes dan merasuk hati. Tembang ini umumnya digunakan untuk menuturkan kisah dalam berbagai kondisi,Pupuh ini terdiri dari 4 gatra uang menggambarkan watak kesedihan atau duka, serta suasana hati yang sinom memiliki 9 gatra. Watak dari pupuh sinom ini adalah kesabaran dan keramahan. Pupuh ini biasa digunakan untuk menceritakan nasihat perseahabatanPupuh kinanthi terdiri dari 6 gatra dengan watak yang diliputi dengan kesenangan dan kasih sayang. Biasanya tembang ini digunakan untuk menyampaikan cerita yang berisi nasihat dan juga kasih namanya, pupuh ini memiliki watak penuh asmara, cinta kasih, yang disertai dengan pilu atau sedih. Pupuh ini memiliki 7 gatra yang dari 7 gatra, pupuh ini umumnya memiliki watak yang tegas, keras dan penuh dengan amarah..Pupuh ini dikenal dengan watak yang gagah, kuat, perkasa dan hati yang besar sehingga cocok untuk menyampaikan kisah kepahlawanan, perjuangan juga peperangan. Pupuh ini terdiri dari 7 umumnya pupuh ini terdiri dari 6 gatra dengan watak keterbukaan. Pupuh ini kebanyakan digunakan untuk menyampaikan nasehat, cerita-cerita, dan tentang dari 4 gatra, pupuh ini memiliki watak yang bebas. Tembang pocung ini umumnya digunakan untuk menceritakan lelucon dan berbagai 5 gatra dengan watak yang ramah dan bersahabat sehingga pupuh ini umumnya digunakan untuk menyampaikan cerita dari 5 gatra, pupuh megatruh ini berwatak sedih dan penuh duka. Pupuh ini biasanya digunakan untuk menggambarkan rasa putus asa dan kehilangan dia pemaparan singkat mengenai pengertian tembang macapat, cacahe tembang macapat dan juga jumlah gatra serta watak masing-masing cacahe tembang macapat. Hal ini perlu kita ketahui untuk dipelajari agar budaya tradisional Indonesia dapat terus terjaga dan lestari. DAP
Tembangmacapat adalah puisi jawa tradisional yang terikat oleh aturan-aturan tertentu, seperti guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Pengertian dalam Bahasa Jawa: Tembang macapat yaiku tembang utawa puisi gagrag lawas sing kaiket pauegran tartamtu kayata guru gatra, guru wilangan, lan guru lagune.
– Tembang dalam seni Jawa adalah lirik/sajak/syair yang nadanya mengambil dari gamelan Jawa baik slendro maupun pelog. Sebenarnya ada tiga 3 jenis tembang, namun yang paling populer di masyarakat adalah tembang macapat. Tembang juga disebut sekar yang sampai saat ini masih sering dipelajari oleh masyarakat Jawa dan Bali. Daftar isi artikelJenis undha-usuking Tembang1. Tembang Gedhe2. Tembang Tengahan3. Tembang MacapatJenis tembang macapatTabel guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan tembang MacapatWatak lan gunane tembangSandiasmaPamasange SandiasmaSasmitaning tembang Jenis undha-usuking Tembang Di Jawa khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta tembang masih sering dilantunkan dan dipelajari di sekolah-sekolah, baik di sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Terbukti dengan adanya institut Karawitan di Surakarta Solo maupun di Yogyakarta. Dalam bahasa Jawa jenis/macam tembang disebut undha usuk tembang, maksudnya undha usuk adalah tingkatan. Jenis tembang Jawa ada 3, yaitu Tembang Gedhe Tembang Tengahan Tembang Macapat Agar lebih jelas, mari kita bahas satu persatu. 1. Tembang Gedhe Tembang Gedhe dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan tembang besar. Berikut penjelasan tembang gedhe dalam bahasa Jawa. Tembang Gedhe iku sapada ana patang gatra, utawa patang pada pala. Cacahing wanda pada pala siji lan sijine padha. Lire, yen pada kapisan 7 pitung wanda, pada pala kapindho, katelu lan kang kaping papat uga mitung wanda. Cacahing wanda saben sapada pala iku diarani laku. Sekarang tembang Gedhe banyak digunakan untuk Bawa gendhing, atau sulukan. Bawa gendhing itu mirip dengan tembang macapat. Contoh tembang Gedhe Banjaransari Basanta Bremarakrasa Candrakusuma Kusumastuti Kusumawicitra Kuswarini Lebdajiwa Madayanti Maduretna Manggalagita Meraknguwun Nagabanda Pamularsih Sarapada Sikarini Sudiradraka Sudirawicitra Tebukasol Tepikawuri 2. Tembang Tengahan Tembang tengahan iku kaiket ing guru lagu lan guru wilangan utawa dhong-dhing. Tembang Tengahan masing-masing memiliki perwatakan, ada yang berwatak seram, senang, sedih, ceria, dan lain-lain. Tembang tengahan banyak yang digunakan untuk mbawani gendhing. Adapun yang termasuk dalam tembang tengahan adalah sebagai berikut Balabak Duduk wuluh Jurudemung Kenya Kedhiri Lontang Palugon Pangajabsih Pranasmara Rangsang Tuban Rarabentrok Sardhula Kawekas Sari Mulat Wirangrong 3. Tembang Macapat Tembang macapat ada 11 sebelas macam. Seperti halnya tembang Tengahan, tembang ini juga terikat oleh guru lagu, guru wilangan, atau dhong-dhing, dan masing-masing juga mengandung watak/perwatakan. Adapun jumlah baris atau guru gatra tembang macapat tidak sama. Guru gatra yaiku cacahing larikan saben sapada. Jumlah baris dalam satu bait Umpamane Maskumambang iku guru gatrane 4. Maskumambang itu jumlah baris ada 4 Tegese saben sapada ana 4 gatra, utawa patang larik. Setiap bait terdiri dari 4 baris Seperti telah disebutkan di atas bahwa tembang Macapat itu terikat oleh guru lagu dan guru wilangan. Guru lagu dhong-dhing yaiku tibaning swara ing pungkasaning gatra. Jatuhnya huruf vokal di akhir baris Guru wilangan yaiku cacahing wanda ing saben gatra. Jumlah suku kata dalam satu baris Contoh Misalnya ada tembang Maskumambang di bawah ini Kelek-kelek biyung sira aneng ngendi 12i Enggal tulungana 6a Awakku kecemplung warih 8i Gulagepan wus meh pejah 8a Maka penjelasannya sebagai berikut Guru gatra Karena jumlah baris dalam satu bait ada 4, maka guru gatra maskumambang adalah 4. Guru lagu Karena bunyi vokal di akhir baris pertama sampai keempat tembang di atas i, a, i, a, maka guru lagu tembang macapat maskumambang di atas adalah i, a, i, a. Guru wilangan Dengan menghitung suku tembang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tembang macapat maskumambang guru wilangannya sebagai berikut baris pertama Ke – lek – ke – lek – bi – yung – si – ra – a – neng – ngen – di 12 baris kedua Eng – gal – tu – lung – a – na 6 baris ketiga A – wak – ku – ke – cem – plung – wa – rih 8 baris keempat Ge – la – ge – pan – wus – meh – pe – jah 8 Dengan menghitung jumlah suku kata dalam satu baris tembang di atas dapat kita ketahui 12, 6, 8, 8. Jadi, guru wilangan tembang macapat maskumambang di atas adalah 12, 6, 8, 8. Kesimpulan Sekarang kita dapat menyimpulkan bahwa tembang macapat maskumambang adalah sebagai berikut Guru gatra 4 empat Guru lagu i, a, i, a Guru wilangan 12, 6, 8, 8 Untuk mempermudah mengingat biasanya orang Jawa menggunakan rumus 12 i, 6 a, 8 i, 8 a. Jenis tembang macapat Jenis tembang macapat ada 11, yaitu sebagai berikut Maskumambang Pocung Gambuh Mijil Kinanthi Megatruh Asmaradana Durma Pangkur Sinom Dhandhanggula Tabel guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan tembang Macapat gatraGuru laguGuru wilangan1Maskumambang4i, a, i, a12, 6, 8, 82Pocung4u, a, i, a12, 6. 8, 123Gambuh5u, u, i, u, o7, 10, 12, 8, 84Megatruh5u, i, u, i, o12, 8, 8, 8, 85Mijil6i, o, e, i, i, u10, 6, 10, 10, 6, 66Kinanthi6u, i, a, i, a, i8, 8, 8, 8, 8, 87Asmaradana7i, a, e, a, a, u, a8, 8, 8, 8, 7, 8, 88Durma7a, i, a, a, i, a, i12, 7, 6, 7, 8, 5, 79Pangkur7a, i, u, a, u, a, i8, 11, 8, 7, 12, 8, 810Sinom9a, i, a, i, i, u, a, i, a8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 1211Dhandhanggula10i, a, e, u, i, a, u, a, i, a10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7 Baca juga Mengenal Tembang Macapat Sejarah, Makna, dan Keindahan Watak lan gunane tembang Ketika kita membaca tembang yang dilagukan, orang Jawa mampu merasakan tumbuhnya berbagai perasaan timbul dalam hati. Tumbuhnya rasa terhadap satu dengan yang lainnya tidak sama, ada yang terasa sedih, rasa suka cita, terenyuh, dan sebagainya. Perasaan yang tumbuh tersebut akan menentukan perwatakan sebuah tembang yang dilagukan atau dinyanyikan. Maka dari itu, jika ingin mengarang sebuah tembang kita harus mampu mencurahkan perasaan saat itu ke dalam sebuah syair tembang. Adapun watak dan fungsi tembang adalah sebagai berikut dalam bahasa Jawa dan Indonesia Pocung watake sak kepenake, sembrana parikena. Gunane sembranan, cangkriman, crita lucu, lan nyenengke. Maskumambang watake susah, nalangsa, prihatin. Umpamane susahing anak kang ditinggal mati wong tuwane, wong kang uripe tansah rekasa. Gunana kanggo medharake rasa susah. Mijil watake gandrung utawa prihatin. Prihatine wong kang lagi gandrung. Nanging dudu gandrunging priya lan wanita utawa wanita marang priya. Yaiku gandrung marang ngelmu, pangkat, kaluhuran, lan sapunanggalane. Gunane kanggo medhar rasa prihatin. Kena uga kanggo medharake pitutur marang wong kang lagi nandhang prihatin. Tembang mijil sok-sok kanggo mbawani gendhing, yaiku Mijil Sekarsih. Kinanthi watake ngemu surasa pangarep-arep, gandrung kang seneng nanging sak kepenake. Gunane kanggo medhar piwulang utawa pituduh, seneng-seneng, nglelipur, lsp. Tembang kinanthi kena uga kanggo mbawani gendhing, kayata Kinanthi Sekargadhung. Durma watake nepsu, sereng, muntab. Gunane kanggo sesorah kang sereng, kanggo perang-perangan balika tantang-tantangan. Asmaradana watake sengsem, susah utawa prihatin amarga ketaman asmara. Lumrahe para nom-noman kang wis ngancik dewasa. Gunane kanggo medharake rasa susah. Pangkur watake gandrung sereng. Gunane kanggo medharake pitutur sing sereng, sok-sok kanggo bebuka. Sinom watake prasaja kalem, susah kang lumrah. Gunane kanggo sesorah, medharake rasa susah yaiku cengkok Sinom Logondhang. Dhangdhanggula watake luwes, sarwa mathuk. Gunane kanggo bebuka, sesorah, panutuping crita, medhar rasa susah, yaiku cengkok Tlutur, lsp. Kena uga janggo mbawani gendhing kayata Dhangdhanggula Banjet, Turulare, lsp. Megatruh watake susah, getun, pungun-pungun. Umpamane wong kepaten anake, keduwung marang tindake kang nasar, lsp. Gunane kanggo medhar rasa susah. Djurudemung watake prenesan. Gunane kanggo nyemoni, mituturi sarana pasemon. Wirangrong watake mrabawa, mrabu. Gunane kanggo ngluruhake. Kena uga kanggo medharake rasa sedhih, nanging sedhih marga tresna utawa ngemu surasa trenyuh. Gambuh watake nanjih-nanjihake, nggenah-nggenahake. Gunane kanggo memulang mawa katerangan. Balabak watake duwe surasa sak kepenake, sembrana parikena. Meh padha karo tembang Pocung. Sandiasma Tembung sandiasma saka tembung sandi kang ateges sambung, gandheng. Sakiki ateges samar utawa wadi. Asma tegese jeneng. Dadi sandiasma ateges asma utawa jeneng kang sinandi utawa sinamar. Dalam bahasa Indonesia lebih simpel, sandiasma adalah nama samaran. Sandiasma iku akeh banget kang tinemu ing layang-layang kang sinawung ing tembang. Pangriptane kepengin nuduhke asmane, nanging ora kanthi melok, mulane asma iku disamarake ing sajroning karangane. Pujangga kang seneng migunakake sandiasma yaiuku R. Ng. Ranggawarsita Ronggowarsito. Terjemahan Sandiasma banyak ditemukan dalam serat atau tembang. Penciptanya ingin menunjukkan namanya tetapi bukan nama aslinya. Salah satu pujangga yang sering menggunakan sandiasma adalah Ronggowarsito. Satu hebatnya orang Jawa, meskipun mereka mampu menciptakan tetapi mereka menyembunyikan nama aslinya. Karena filosofi orang Jawa seperti β€œAja Dumeh” dipegang erat. Orang Jawa tidak ingin pamer ketika mereka bisa menciptakan sesuatu, karena mereka menyadari sepenuhnya bahwa itu hanya sebagian kecil dari kebesaran Tuhan yang diberikan kepada umatnya. Mereka merasa tidak pantas untuk menunjukkan apa yang mereka bisa. Pamasange Sandiasma Tidak ada aturan baku tentang penempatan sandiasma, tetapi biasanya ditempatkan seperti berikut Manggon saben angkataning pada lingsa utawa gatra. Manggon ing pungkasaning pedhotan. Manggon ing angkataning pedhotan. Manggon ing sadjroning gatra. Manggon ing wiwitaning pupuh. Manggon ing wiwitaning pada. Manggon ing wekasaning pedhotan tuwin gatra. Tuladha Agar lebih paham, berikut contoh penempatan sandiasma dalam tembang macapat. RArasing kang sekar sarkara mrih, DEN aksama dening sang sudyarsa, NGAwikani wengkuhing reh, BEraweng para ratu, Ilanga kang sesangker sarik, RONGas westhining angga, GAgating tyas antuk, WARtaning kang parotama, SInung tengran sembah trus sukaning budi TAtaning kang carita. Dari syair macapat dhandhanggula di atas dapat dengan jelas kita ketahui bahwa pengarang tersebut β€œRADEN NGABEI RONGGA WARSITA” dari setiap awal kalimat yang saya tandai dengan huruf tebal miring. Sasmitaning tembang Saben tembang duwe sasmita dhewe-dhwe. Mungguh dununge iku ora mesthi. Ana kang manggon ing gatra wiwitan, manggon in gatra pungkasan, lang sapanunggalane. Terjemahan Sasmita dalam bahasa Indonesia bisa dikatakan petunjuk. Setiap tembang memiliki petunjuk atau maksud sendiri-sendiri. Adapun letaknya tidak pasti, ada yang terletak di awal kalimat, dan ada juga yang berada di akhir. Sasmitaning tembang yaitu sebagai berikut Pocung disasmitani tembung pocung, cung, wohing, kluwak, lsp. Maskumambang disasmitani nganggo tembung kumambang, kambang-kambang, mas kentir ing warih, lsp. Mijil disasmitani nganggo tembung wijil, wiyos, rarasati, wurya, wedhar, lsp. Kinanthi disasmitaninganggo tembung kanthi, kinanthi, lsp. Durma disasmitaninganggo tembung undur, mundur, dur, lsp. Asmaradana disasmitani nganggo tembung asmara, kasmaran, brangta, brangti, kingkin, sengsem. lsp. Pangkur disasmitani nganggo tembung kur, kapungkur, wuri, wantat, judakenaka. Sinom disasmitani nganggo tembung sinom, anom, taruna, srinata, ron kamal, pangrawit, logondhang, weni, Anjani putra, mudha, lsp. Dhangdhanggula disasmitani nganggo tembung sarkara, manis, madu, hartati, guladrawa, dhandhang, kagakresna, lsp. Gambuh disasmitani nganggo tembung gambuh, mbuh, lsp. Megatruh disasmitani nganggo tembung megat, truhanduduk, pegat, lsp. Jurudemung disasmitani nganggo tembung jurudemung, sarpa kresna,lsp. Wirangrong disasmitani nganggo tembung wirangrong, lsp. Pelajari juga Arane Tembung Dasanama Cangkriman Wangsalan Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai Tembang yang meliputi Jenis, Watak, Sasmita, dan Tuladha. Semoga memberi manfaat bagi Anda yang membutuhkan. Kunjungi terus karena kami akan terus menguak bahasa Jawa lebih mendalam atau ikuti kami di Google News 36.2 Menjelaskan watak tembang macapat dhandhanggula. 3.6.3 Menjelaskan pesan moral tembang macapat dhandhanggula . 4 4.6 Membuat teks tembang macapat . dan teman pada saat pelajaran Bahasa Jawa. c. Menerapkkan sopan santun dalam pergaulan. 2 d. Jujur (tidan menyontek) pada saat menjawab pertanyaan. 3 1. Tanggung jawab dengan pekerjaan pribadi Daftar Isi Pengertian Tembang Macapat 11 Macam Tembang Macapat 1. Maskumambang 2. Mijil 3. Kinanthi 4. Sinom 5. Asmarandana 6. Gambuh 7. Dhandhanggula 8. Durma 9. Pangkur 10. Megatruh 11. Pocung Solo - Tembang macapat merupakan suatu karya sastra Jawa berupa nyanyian yang disusun menggunakan suatu aturan tertentu. Tembang macapat seringkali dinyanyikan di dalam suatu pagelaran wayang kulit dan bahkan tembang macapat menjadi salah satu materi dalam kurikulum Bahasa macapat merupakan jenis tembang yang sering digunakan dan diterapkan dalam kitab yang terbit pada masa Jawa Baru. Hingga saat ini, tembang macapat masih sering dilantunkan di dalam acara-acara di Jawa. Namun walaupun begitu, masih banyak anak muda yang tidak begitu mengenal karya sastra Jawa yang satu dari detikEdu 27/2/2023, tembang macapat adalah langgam dan bisa juga merupakan lagu dalam bentuk yang tidak lazim. Penulisan tembang macapat memiliki aturan dalam tiap jumlah baris dan jumlah suku kata ataupun bunyi sajak akhir tiap baris yang biasa disebut guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Menurut Serat Mardawalagu yang dikarang oleh Ranggawarsita, macapat merupakan singkatan dari frasa maca-pat-lagu yang artinya adalah melagukan nada keempat. Dahulu tembang macapat disenandungkan tanpa menggunakan iringan apapun dan lebih mengutamakan pada makna yang terkandung di dalam syairnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, tembang macapat disenandungkan dengan iringan macapat terdiri dari 11 jenis tembang yang di dalamnya berisi tentang perjalanan hidup manusia mulai dari lahir sampai mati. Berikut ini 11 macam tambang macapat lengkap dengan pengertian dan maknanya dikutip dari buku Belajar Bahasa Daerah Jawa untuk Mahasiswa PGSD dan Guru SD oleh Rian Damariswara 2020.11 Macam Tembang Macapat1. MaskumambangMaskumambang menceritakan tentang fase pertama kehidupan manusia yaitu pada saat masih berada di dalam kandungan. Karakter tembang ini menggambarkan kesedihan, ketidakberdayaan, serta sikap cemas menghadapi MijilMijil melambangkan tentang suatu bentuk sebuah biji atau benih yang lahir ke dunia. Atau secara filosofis tembang ini menggambarkan tentang kelahiran manusia di dunia. Tembang Mijil memiliki watak pengharapan, belas kasih, dan ketabahan menjalani KinanthiTembang Kinanthi berasal dari kata kanthi yang berarti tuntunan. Tembang ini memiliki makna tentang pembentukan jati diri, cita-cita serta makna diri. Tembang Kinanthi memiliki watak penuh cinta kasih dan SinomSecara bahasa Sinom berarti daun muda. Atau memiliki makna yaitu penggambaran masa muda manusia yang sedang tumbuh dan berkembang. Tembang Sinom memiliki watak gembira dan AsmarandanaTembang Asmarandana adalah jenis tembang yang menceritakan kehidupan manusia ketika sedang kasmaran dengan lawan jenisnya. Makna dari tembang ini adalah tentang kisah cinta yang dialami anak muda yang sedang membara. Watak dari tembang Asmarandana adalah kasmaran, cinta kasih, sedih dan GambuhTembang Gambuh menceritakan tentang bagaimana menjalin hubungan antar manusia. Selain itu tembang ini juga mengajarkan kita untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Tembang Gambuh juga banyak menceritakan tentang kebersamaan, toleransi, dan juga rasa persaudaraan. Watak dari tembang Gambuh adalah ramah kepada siapa pun serta menjalin persaudaraan yang DhandhanggulaTembang Dhandhanggula memiliki makna pengungkapan cita-cita dan harapan kepada manusia. Tembang ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Watak dari tembang Dhandhanggula yaitu kerja keras, kegigihan dan DurmaTembang Durma menggambarkan sifat dan karakter manusia yang sedang lalai dan ingin menang sendiri. Masa tersebut biasanya dialami oleh manusia dewasa yang telah mampu mendapatkan kesuksesan dan kejayaan hidupnya. Tembang ini memiliki watak keras, sombong dan PangkurTembang Pangkur memiliki makna yaitu sebagai pengingat manusia untuk mengenang masa lalunya yang buruk dan mengajaknya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Pangkur berasal dari kata 'mungkur' yang berarti mundur, menjauhkan diri dan pergi. Tembang Pangkur memiliki watak gagah, bersemangat serta ketulusan hati yang MegatruhMegatruh berasal dari kata Bahasa Jawa yaitu 'megat' yang artinya berpisah dan 'ruh' yang artinya jiwa. Tembang Megatruh memiliki makna berpisah dengan jiwa lalu menuju alam keabadian. Watak tembang Megatruh adalah kesedihan yang mendalam dan PocungTembang Pocung berada di urutan terakhir dalam 11 fase tembang macapat. Tembang Pocung menceritakan tentang perjalanan hidup manusia yang paling akhir. Makna dari tembang ini adalah agar kita dapat selalu mengingat kematian. Watak dari tembang Pocung yaitu berisi nasehat dan itu dia 11 macam tembang macapat Jawa lengkap dengan pengertian dan maknanya. Semoga bermanfaat, Lur!Artikel ini ditulis oleh Talita Leilani Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Kondisi Memprihatinkan Situs Candi Kayen Pati" [GambasVideo 20detik] aku/rih DJrQv.
  • vz34252isx.pages.dev/607
  • vz34252isx.pages.dev/211
  • vz34252isx.pages.dev/482
  • vz34252isx.pages.dev/768
  • vz34252isx.pages.dev/261
  • vz34252isx.pages.dev/124
  • vz34252isx.pages.dev/561
  • vz34252isx.pages.dev/242
  • vz34252isx.pages.dev/63
  • vz34252isx.pages.dev/109
  • vz34252isx.pages.dev/102
  • vz34252isx.pages.dev/313
  • vz34252isx.pages.dev/875
  • vz34252isx.pages.dev/239
  • vz34252isx.pages.dev/982
  • watak tembang macapat dalam bahasa jawa